Peluang Investasi Gas di Indonesia

Peluang investasi gas Indonesia menunjukkan masa depan cerah. Pengembangan bisnis dan industri gas di Indonesia sudah memulai babak baru pada pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Program unggulan presiden Jokowi mengenai rencana konversi BBM (Bahan Bakar Minyak) menjadi BBG (Bahan Bakar Gas) telah menunjukkan sinyal kuat dan jelas.

Anggaran pemerintah semakin membengkak dari tahun ke tahun akibat ketergantungan terhadap minyak, terutama impor minyak mentah. Bahan bakar minyak yang saat ini menjadi satu-satunya sumber energi masyarakat ini menelan APBN yang sangat besar. Beban subsidi BBM yang semakin meningkat kian membebani pemerintah, maka harus dilakukan perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber energi.

Sebenarnya ada banyak cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Ada pilihan bioenergi yang berbasis minyak kelapa sawit. Sayangnya, isu lingkungan dan tuntutan kebutuhan sebagai sumber makanan (minyak goreng) serta penghasil devisa negara yang diandalkan menjadi hambatan bioenergi minyak kelapa sawit sebagai sumber energi. Namun, bioenergi masih bisa dikembangkan sebagai sumber energi jangka panjang.

Upaya pemerintah untuk mengganti sumber energi minyak dalam jangka pendek adalah dengan cara menaikkan harga BBM dan pengalihan penggunaan BBM ke BBG. Gas adalah solusi energi terbaik pada masa transisi pengalihan sumber energi alternatif. Keunggulan penggunaan gas adalah harga yang lebih murah, hanya sepertiga harga BBM, serta cadangan dan produksi yang melimpah.

Tanda-tanda pengembangan gas sebagai sumber energi vital kian terbuka. Hal ini tampak dari peningkatan alokasi ladang-ladang gas untuk pasar domestik, pembangunan infrastruktur gas juga keputusan pemerintah Jakarta mengimpor ratusan bus berbahan bakar gas. Ditambah lagi komitmen pemerintah tentang pemberian insentif untuk pembangungan infrastruktur gas dan produksi kendaraan berbahan gas.

Dari berbagai fakta tersebut dilakukan penelusuran untuk mengetahui lebih jauh mengenai prospek bisnis dan investasi gas di era Jokowi. Hasil riset menunjukkan bahwa prospek bisnis dan investasi gas menunjukkan arah positif dan bermasa depan cerah bagi pelaku bisnis migas baik di sektor hulu maupun hilir.

Permintaan gas sendiri dipastikan semakin meningkat untuk keperluan pembangkit listrik, industri dan transportasi. Untuk pangsa industri diperkirakan terjadi peningkatan dari 33% pada tahun 2014 menjadi 40% pada 2020. Sektor transportasi justru menjadi pasar tertinggi yang mengonsumsi gas. Keadaan ini semakin meyakinkan bahwa bisnis gas dalam negeri semakin menarik ke depannya.

Pasokan gas domestik diperkirakan akan semakin meningkat selama beberapa tahun ke depan. Beberapa megaproyek di sektor hulu seperti, blok Masela, Lapangan Jangkrik, blok Natuna, Indonesian Deep Drilling (IDD) di offshore Mahakam, dan Tangguh Train III mulai dieksplorasi besar-besaran. Bahkan, Pertamina sudah mengantisipasi dengan menandatangani kontrak impor gas untuk memenuhi kebutuhan gas pada 2018 dan selanjutnya.

0 comments

Write a Comment

Fields with * are required