Indikasi Ekonomi Indonesia Sedang Mengalami Keterpurukan

Sejak tahun 2015 hingga tahun 2016 ini, perekonomian Indonesia seringkali terguncang berbagai masalah mulai dari skandal korupsi “papa minta saham” hingga indeks nilai tukar Rupiah untuk mata uang Dollar yang mencapai angka Rp 14.000,00. Direktur Eksekutif INDEF menyatakan masih banyak permasalahan ekonomi di Indonesia yang wajib diatasi oleh pemerintahan Presiden Jokowi, hal tersebut terlihat dari data indeks ekonomi yang naik hingga 4.7% tetapi kesejahteraan masyarakat makin memburuk. Hal itu dapat dilihat dari beberapa indikasi seperti:

Daya beli masyarakat menurun

Salah satu indikasi kesejahteraan masyarakat menurun yang sangat terlihat nyata adalah turunnya daya beli masyarakat, baik untuk kebutuhan pokok ataupun kebutuhan sekunder. Tidak adanya niat masyarakat untuk melakukan jual beli berbagai kebutuhan tentunya memberikan efek negatif untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Penerimaan negara menurun

Tak hanya daya beli masyarakat yang menurun, penerimaan negara juga menurun sepanjang tahun 2015 hingga awal 2016. Hal tersebut mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat dikatakan sangat lambat dan berbagai masalah ekonomi yang ada mulai dari produktivitas industri menurun, suku bunga bank yang tidak stabil, dan masalah lainnya.

Kesenjangan sosial semakin tinggi

Indikasi kesenjangan sosial sangat terlihat pada kalangan ekonomi menengah kebawah, dimana ada beberapa kalangan yang masih mampu mengusahakan kebutuhan sekunder yang diinginkan, sedangkan di sisi lain ada kalangan yang mengalami penurunan untuk membeli berbagai bahan dasar pokok. Angka pemenuhan kebutuhan yang berbeda di berbagai kalangan sosial masyarakat menimbulkan angka kesenjangan sosial juga semakin tinggi dan berakibat angka kemiskinan makin tinggi dan hingga kini belum bisa diatasi dengan baik oleh pemerintah.

Angka pengangguran tinggi

Meski indeks perekonomian naik, angka pengangguran di Indonesia justru semakin tinggi mengingat banyak tenaga kerja yang masih mengalami PHK karena perusahaan yang bersangkutan tidak mampu membayar uoah buruh yang menuntut terlalu tinggi dan akhirnya memilih untuk efisiensi pegawai. Angka pengangguran tingg ini secara tidak langsung juga berakibat pada angka kriminalitas yang tinggi, mengingat Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia yang tingkat keamanannya cukup menurun akhir-akhir ini. 

0 comments

Write a Comment

Fields with * are required