Apa saja produk dari kelapa sawit adalah beberapa hasil olahan dari kelapa sawit yang paling banyak dibuat dan diproduksi oleh berbagai perusahaan di Indonesia. Indonesia yang dikenal sebagai salah satu Negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia tentu memiliki banyak perusahaan kelapa sawit yang cukup besar dan memiliki tingkat produksi yang tinggi untuk berbagai produk yang berbahan dasar kelapa sawit.
Hasil yang didapatkan dari salah satu komoditi yang paling banyak dihasilkan di Indonesia ini pun cukup besar setiap tahunnya. Lebih lanjut, berikut ini Anda perlu untuk mengetahui apa saja produk dari kelapa sawit yang selama ini sangat berguna untuk kehidupan masyarakat.
Minyak Kelapa Sawit
Salah satu hasil olahan terbesar dari komoditi kelapa sawit adalah minyak kelapa sawit yang banyak digunakan untuk proses memasak dan membuat berbagai jenis makanan. Kandungan kolesterol dari minyak yang terbuat dari komoditi kelapa sawit ini juga tergolong rendah dibandingkan dengan minyak yang terbuat dari bahan lain.
Permintaan akan produk minyak kelapa sawit di Indonesia juga tergolong sangat tinggi sehingga proses produksi untuk produk yang satu ini masih sangat besar dan menjadi salah satu hasil olahan utama yang dihasilkan dari komoditi kelapa sawit yang juga menjadi salah satu komoditi kebanggaan Indonesia, bahkan hingga ke berbagai Negara lain.
Sebagai Bahan Dasar Kosmetik
Bagi Anda para wanita yang kerap kali menggunakan berbagai jenis kosmetik, Anda juga wajib untuk mengetahui bahwa kelapa sawit juga menjadi salah satu bahan dasar yang digunakan untuk membuat berbagai jenis kosmetik yang banyak digunakan di masyarakat.
Kegunaan dari minyak kelapa sawit ini cukup populer untuk digunakan sebagai salah satu jenis pelembab alami yang layak untuk digunakan. Permintaan akan komoditi kelapa sawit untuk membuat berbagai jenis kosmetik pun kian marak dan semakin populer untuk digunakan. Apa saja produk dari kelapa sawit yang kerap kali digunakan di masyarakat memang mendatangkan banyak manfaat untuk masyarakat luas dan untuk memenuhi kebutuhan baik dalam dunia kuliner maupun dunia kecantikan.
Pelemahan ekonomi tahun 2015 adalah beberapa penurunan perkembangan dari segi ekonomi yang terjadi di Indonesia selama tahun 2015 ini. Perkembangan ekonomi di Indonesia selalu diharapkan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bahkan, beberapa aspek yang bisa meningkatkan perekonomian di Indonesia masih terus dikembangkan agar perekonomian makro di Indonesia dapat terus meningkat.
Namun, ternyata pada tahun 2015 ini perekonomian di Indonesia banyak mengalami penurunan di beberapa aspek. Tak bisa dihindari bahwa beberapa hal tersebut mendatangkan dampak langsung untuk masyarakat luas. Berikut ini merupakan beberapa pelemahan ekonomi tahun 2015yang sangat terasa si masyarakat.
Harga Kebutuhan Pokok yang Meningkat
Salah satu dampak langsung yang dirasakan masyarakat ialah naiknya harga beberapa jenis bahan pokok yang dirasa sangat membebani masyarakat luas. Bahkan, untuk beberapa jenis kebutuhan pokok, kenaikan dan kelangkaan yang terjadi dirasa cukup signifikan dan mengalami kenaikan harga yang cukup drastis dari harga yang semula ditetapkan.
Hal ini menjadi salah satu bukti pelemahan ekonomi yang saat ini sedang terjadi dan bahkan masih terus terjadi hingga saat ini. Beberapa langkah sudah dilakukan oleh pemerintah untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok. Namun, beberapa langkah tersebut ternyata belum cukup efektif untuk menurunkan harga kebutuhan pokok di beberapa daerah di Indonesia.
Penurunan Daya Beli Masyarakat
Karena harga bahan kebutuhan pokok yang terus mengalami kenaikan, hal ini menyebabkan penurunan daya beli masyarakat yang akan berakibat langsung pada naiknya tingkat Inflasi di Indonesia. Tingginya Inflasi merupakan salah satu indikator bahwa perekonomian sedang melemah dan membutuhkan beberapa langkah nyata untuk melakukan perbaikan di banyak aspek.
Dengan membantu menstabilkan harga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka daya beli di masyarakat akan meningkat dan tingkat inflasi dapat ditekan. Membuka banyak lapangan pekerjaan dan memulai banyak proyek padat karya serta mengadakan beberapa langkah nyata seperti operasi pasar guna menstabilkan harga kebutuhan pokok merupakan langkah nyata yang sedang dilakukan Pemerintah untuk mencegahpelemahan ekonomi tahun 2015 mencapai tahap yang semakin parah dari hari ke hari.
Krisis minyak Indonesia sudah berada di ambang batas. Cadangan minyak di Indonesia diperkirakan hanya mampu bertahan hingga 11 tahun ke depan. Masalahnya krisis energi ini belum menjadi bahasan serius bagi pemerintah Indonesia. Akibatnya, belum ada langkah konkret, sistematis dan terstruktur untuk menghemat energi.
Cadangan minyak Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 3,7 miliar barel. Produksi bahan bakar minyak di Indonesia perhari rata-rata 800 ribu barel. Maka jika pemerintah tidak segera menemukan cadangan minyak baru, dipastikan persediaan minyak dalam negeri akan habis dalam waktu 11 tahun.
Menemukan cadangan minyak saat ini sangat sulit, akibat harga minyak mentah dunia yang semakin turun. Investasi migas sedang lesu, sehingga sulit untuk meningkatkan eksplorasi. Padahal Indonesia memiliki cadangan sumber energi alternatif seperti panas bumi, tenaga air, tenaga surya danbiofuel. Energi paling prospektif adalah biofuel dari sawit dan tenaga surya. Tapi pengembangan energi alternatif tersebut terkendala harga minyak yang semakin menurun, sebab semua harga energi alternatif tersebut pada awalnya akan mahal. Namun, upaya tersebut harus segera diwujudkan untuk mengatasi krisis minyak Indonesia.
Pengendalian Penggunaan Energi
Pemerintah diharapkan mengedepankan isu energi dalam kebijakan pemerintah, termasuk upaya pengendalian konsumsi energi. Sebab saat ini pemerintah hanya serius tergerak mengendalikan konsumsi saat ada tekanan dari sektor energi. Ketika tekanan longgar, pemerintah tidak perhatian lagi sehingga pemakaian energi kembali boros.
Para pengambil kebijakan tampaknya belum menyadari krisis telah terjadi di sektor migas. Krisis telah memberikan dampak yang signifikan pada belanja subsidi energi pada APBN serta defisit neraca perdagangan, namun oleh pemerintah masih dianggap biasa. Sikap dan cara pandang pemerintah terefleksi pada kebijakan yang diimplementasikan.
Indonesia memang sudah memiliki protokol krisis di bidang keuangan, namun belum ada protokol krisis di bidang energi. Hal ini sangat berbahaya, karena dampak krisis baru akan terasa setelah krisis benar-benar terjadi. Pemerintah baru akan bergerak setelah kondisi mendesak.
Negara tidak boleh terlena dengan harga minyak dunia yang turun. Jika tidak pengembangan energi alternatif terbarukan tidak pernah terjadi, dan selamanya bangsa Indonesia akan bergantung pada energi fosil. Padahal energi fosil akan segera habis dan belum ada penemuan cadangan energi yang baru di dalam negeri.
Saat ini Indonesia memiliki cadangan panas bumi sebesar 29.000 megawatt dan baru dimanfaatkan sekitar 5%. Penggunaan gas yang sudah berjalan diharapkan lebih dioptimalkan, mengingat persediaan gas Indonesia cukup besar, sekitar 103 triliun kaki kubik. Pengembangan energi terbarukan ini harus konsisten meskipun harga minyak dunia melemah.
Harus ada antisipasi dari pemerintah untuk mengatasi dampak penurunan produksi migas dalam negeri. Beberapa langkah yang sebaiknya diambil adalah mempercepat proyek-proyek migas dan meminimalisir hambatan yang timbul dalam pelaksanaan proyek. Selain itu perlu ada peningkatan eksplorasi migas hingga tiga kali lipat dari yang sudah ada sekarang.
Peluang investasi gas Indonesia menunjukkan masa depan cerah. Pengembangan bisnis dan industri gas di Indonesia sudah memulai babak baru pada pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Program unggulan presiden Jokowi mengenai rencana konversi BBM (Bahan Bakar Minyak) menjadi BBG (Bahan Bakar Gas) telah menunjukkan sinyal kuat dan jelas.
Anggaran pemerintah semakin membengkak dari tahun ke tahun akibat ketergantungan terhadap minyak, terutama impor minyak mentah. Bahan bakar minyak yang saat ini menjadi satu-satunya sumber energi masyarakat ini menelan APBN yang sangat besar. Beban subsidi BBM yang semakin meningkat kian membebani pemerintah, maka harus dilakukan perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber energi.
Sebenarnya ada banyak cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Ada pilihan bioenergi yang berbasis minyak kelapa sawit. Sayangnya, isu lingkungan dan tuntutan kebutuhan sebagai sumber makanan (minyak goreng) serta penghasil devisa negara yang diandalkan menjadi hambatan bioenergi minyak kelapa sawit sebagai sumber energi. Namun, bioenergi masih bisa dikembangkan sebagai sumber energi jangka panjang.
Upaya pemerintah untuk mengganti sumber energi minyak dalam jangka pendek adalah dengan cara menaikkan harga BBM dan pengalihan penggunaan BBM ke BBG. Gas adalah solusi energi terbaik pada masa transisi pengalihan sumber energi alternatif. Keunggulan penggunaan gas adalah harga yang lebih murah, hanya sepertiga harga BBM, serta cadangan dan produksi yang melimpah.
Tanda-tanda pengembangan gas sebagai sumber energi vital kian terbuka. Hal ini tampak dari peningkatan alokasi ladang-ladang gas untuk pasar domestik, pembangunan infrastruktur gas juga keputusan pemerintah Jakarta mengimpor ratusan bus berbahan bakar gas. Ditambah lagi komitmen pemerintah tentang pemberian insentif untuk pembangungan infrastruktur gas dan produksi kendaraan berbahan gas.
Dari berbagai fakta tersebut dilakukan penelusuran untuk mengetahui lebih jauh mengenai prospek bisnis dan investasi gas di era Jokowi. Hasil riset menunjukkan bahwa prospek bisnis dan investasi gas menunjukkan arah positif dan bermasa depan cerah bagi pelaku bisnis migas baik di sektor hulu maupun hilir.
Permintaan gas sendiri dipastikan semakin meningkat untuk keperluan pembangkit listrik, industri dan transportasi. Untuk pangsa industri diperkirakan terjadi peningkatan dari 33% pada tahun 2014 menjadi 40% pada 2020. Sektor transportasi justru menjadi pasar tertinggi yang mengonsumsi gas. Keadaan ini semakin meyakinkan bahwa bisnis gas dalam negeri semakin menarik ke depannya.
Pasokan gas domestik diperkirakan akan semakin meningkat selama beberapa tahun ke depan. Beberapa megaproyek di sektor hulu seperti, blok Masela, Lapangan Jangkrik, blok Natuna, Indonesian Deep Drilling (IDD) di offshore Mahakam, dan Tangguh Train III mulai dieksplorasi besar-besaran. Bahkan, Pertamina sudah mengantisipasi dengan menandatangani kontrak impor gas untuk memenuhi kebutuhan gas pada 2018 dan selanjutnya.
Pertamina rugi jual BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi sebesar Rp12 triliun. Kerugian ini berlangsung selama 3 tahun sejak 2011, yaitu kerugian Rp920 miliar pada tahun 2011, kemudian merugi Rp142 miliar di tahun 2012, dan tahun 2013 rugi Rp331 miliar.
Hal ini dikarenakan kenaikan harga minyak mentah, namun pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk tidak menaikkan harga bensin premium dan solar. Kebijakan yang diambil pemerintah ini dimaksudkan untuk menunggu stabilitas perekonomian. Akibatnya PT Pertamina harus mengalami defisit hingga Rp12 triliun.
Sebagai perusahaan, PT Pertamina seharusnya tidak boleh merugi, namun perusahaan plat merah tersebut diberi tugas oleh negara untuk menyalurkan dan menjual BBM bersubsidi. Kerugian yang terjadi disebabkan oleh pengeluaran Pertamina yang lebih besar daripada Mid Oil Platts Singapore (MOPS) yang menjadi harga patokan yang dipakai di Indonesia berikut biaya plus-plus yang disebut Alpha. Formula MOPS sudah ditetapkan DPR dan pemerintah untuk selanjutnya dibelanjakan oleh Pertamina untuk membeli crude oil, kemudian diolah di Pertamina, didistribusikan lewat tanker, lalu ditampung di depo dan disalurkan. Dari rangkaian mekanisme pasar tersebut akibatnya Pertamina rugi jual BBM bersubsidi.
Untungnya, kerugian ini dapat ditutupi dengan bisnis lain, seperti pelumas, bahan bakar untuk pesawat, dan sebagainya. Masalah membengkaknya subsidi BBM bukan karena MOPS Alpha tetapi karena subsidi makro yang bertambah. Misalkan APBN yang diputuskan dengan kurs dollar dan hargacruide oil meningkat. Selain kerugian pada BBM bersubsidi, Pertamina juga merugi pada penjualan gas elpiji 12 kilogram.
Namun, beberapa bulan terakhir ini harga minyak dunia mengalami tren penurunan, hingga di bawah US$ 50 perbarel. Melihat hal ini pemerintah tidak serta merta menurunkan harga BBM. Pertamina dibiarkan mendapat keuntungan sebagai bentuk kompensasi dari kebijakan pemerintah terdahulu yang mengakibatkan perusahaan defisit hingga Rp12 triliun.
Menurut Menteri ESDM Sudirman Said, ide dana kompensasi sejalan dengan ide dana stabilitas BBM atau oil stability fund. Dalam dua bulan berjalan ada dampak positif dari kebijakan tersebut, dengan keuntungan mencapai Rp600 miliar.
Secara teknis oil stability fund memberikan kesempatan terkumpulnya dana simpanan yang bisa dimanfaatkan. Ketika harga minyak dunia turun dan harga BBM tidak diturunkan maka akan ada margin keuntungan. Sebaliknya, saat harga minyak dunia naik, harga BBM dapat ditahan untuk tidak dinaikkan karena ada dana simpanan dari oil stability fund.
Nantinya, oil stability fund untuk sisi hilir akan dikelola pemerintah, namun ada kemungkinan akan dikelola Pertamina sendiri. Menurut Sudirman, dana ini lebih baik dikelola Pertamina tapi di bawah pengawasan pemerintah agar tidak keluar masuk. Lagipula semua dana yang masuk dan keluar diawasi oleh DPR. Sedangkan untuk sektor hulu, oil stability fund mendukung eksplorasi migas.
Penurunan arus mudik 2015 berimbas pada penurunan angka kecelakaan yang terjadi. Jumlah kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi selama arus mudik menurun hingga 4,41%. Penghitungan dimulai sejak H-7 hingga H+2 Lebaran 2015. Dari data Korlantas Polri, jumlah kecelakaan yang terjadi ada 1.952 kasus selama mudik. Dibandingkan tahun kemarin angka kecelakaan mencapai 2.042, maka tahun ini turun 90 kasus.
Berdasarkan jumlah laka lantas, korban yang meninggal dunia mengalami penurunan. Tahun 2014 tercatat 456 nyawa melayang, sedangkan pada tahun 2015 korban meninggal berjumlah 403 jiwa. Ada penurunan sekitar 11,62 persen. Jumlah korban luka berat juga menurun menjadi 709 jiwa dari sebelumnya yang mencapai 1.184 jiwa. Begitu pula untuk korban ringan sebanyak 2.735 pada tahun lalu menurun menjadi 2.520. Kerugian materi yang diderita korban juga mengalami penurunan, yang semula Rp504 juta turun sebanyak 9% sekitar Rp458 juta.
Pedagang Mengeluhkan Sepinya Arus Mudik
Para penjual asongan pinggir jalan sepanjang pantura mengeluhkan sepinya penjualan. Penurunan omzet penjualan ini ditengarai akibat beroperasinya tol Cipali, sehingga banyak pemudik yang mengalihkan jalur mudik ke ruas tol Cikopo – Palimanan. Sepinya penjualan di sepanjang pantura ini juga akibat penurunan arus mudik 2015.
Seorang pedagang air mineral menceritakan, jika tahun lalu ia dapat menjual tiga dus air mineral dalam sehari tahun ini hanya laku satu dus sehari semalam. Selama mudik tahun ini pedangang yang beroperasi tidak sebanyak tahun kemarin. Biasanya pada masa mudik banyak penjual makanan dan minuman ringan di pinggir jalan sepanjang jalan pantura Cikampek.
Para pemudik tahun ini tidak lagi memadati jalur pantura, terutama kendaraan roda empat. Sekarang pemudik melewati tol Jakarta – Cikampek dan langsung melanjutkan ke tol Cikopo – Palimanan. Di satu sisi terjadi ironi sebab rest area tol Cipali masih sangat kurang, banyak pemudik yang harus menahan lelah, lapar dan haus karena masih minimnya fasilitas.
Dampak ekonomi masyarakat pantura yang menurun ini diketahui anggota komisi V DPR, Miryam S. Haryani. Jalur pantura memang memiliki daya tarik dari wisata kulinernya. Jadi keberadaan tol Cipali yang menjadi pemecah kemacetan di pantura bukanlah ancaman yang mematikan bagi perekonomian masyarakat sekitar pantura. Menurutnya pantura bukanlah jalur tol, sehingga masyarakat masih banyak yang melewati jalur tersebut. Lagipula itu merupakan pilihan masyarakat untuk melewati jalur pantura atau tol, sebab bagaimanapun juga pantura masih menjadi pilihan masyarakat.
Tol Cipali sendiri saat ini masih dalam pengembangan terutama penambahan fasilitas, seperti rest area. Diharapkan pada masa mudik tahun depan semua fasilitas tersebut dapat terpenuhi, sehingga menambah kenyamanan pemudik. Sementara ini pembangunan tol masih dikonsentrasikan pada kelengkapan marka dan rambu lalu lintas demi keamanan pengguna jalan tol.